Kolonel Bradley Raih 4.000 Jam di F-16, Hanya 51 Penerbang yang Mencapainya

0

Pada 14 Februari 2019, Angkatan Udara Amerika Serikat (AU AS) mengumumkan pencapaian terbaik dari penerbang F-16 Fighting Falcon.

Kolonel Bradley Jackson, Komandan 148th Fighter Wing (FW) Operations Group mencapai 4.000 jam terbang di pesawat tempur F-16.

Prestasi Kolonel Bradley ini adalah impian semua penerbang. Karena sebagai referensi, hanya 51 penerbang F-16 yang menduduki singgasana elite ini menurut F-16.net.

Jackson mendaftar di 148FW setelah lulus dari sekolah menengah. Enam tahun pertamanya sebagai penerbang dihabiskan di barisan prajurit. Namun ia tahu sejak dini sudah dilahirkan untuk menjadi pilot.

Sejak sekolah dasar, ayahnya selalu memberinya buku penerbangan. “Saya membaca kisah perang pendek dari semua ace Perang Dunia II dan menyukai pesawat terbang,” kata Jackson.

“Ayahku Kepala Kru B-17 saat Perang Dunia II, ia memiliki semua kisah perang,” ujarnya bangga. B-17 Flyingfortress adalah salah satu pembom terbaik yang dioperasikan AU AS selama PD II.

Tahun 1986, Jackson didorong atasannya untuk pergi sebelum dipilih menjadi pilot. Pada Maret 1987, ia pergi ke sekolah pelatihan pilot di Columbus, Mississippi.

Penerbangan pertama Jackson di 148FW adalah tahun 1988. Ia terbang menggunakan pesawat F-4 Phantom.

Dia menerbangkan pesawat itu sampai Juni 1990, untuk kemudian dikonversi ke F-16. Ia mencoba F-16B untuk pertama kali dengan duduk di bangku kedua di Wichita Falls, Kansas.

Tahun 1993, Jackson ditempatkansebagai Perwira Operasi dan memulai pengabdian penuhnya di wing.

Dia melakukan banyak tugas sepanjang kariernya. Mulai dari Alert Detachment Operations Officer dan komandan Tyndall AFB. Kemudian ia menduduki beberapa jabatan lainnya sebelum menjadi komandan 148FW Operations Group sejak 2013.

Jackson menembus 3.000 jam terbang di F-16 pada 2009, tak lama setelah kembali dari combat tour ketiganya di Irak.

“Itu besar sekali, Anda berada di jet untuk waktu yang sangat lama dan sekarang memiliki 3.000 jam,” kata Jackson.

Dia benar-benar tidak berpikir akan meraih 4.000 jam terbang setelah mencapai 3.400 jam terbang. Ia hanya melihat apa yang akan dicapainya dalam lima hingga enam tahun tersisa sebelum pensiun.

“Jika Anda menjadikan prioritas 4.000 jam, maka itu terlalu banyak untuk saya, saya tidak akan berurusan dengan itu, saya harus menangani tugas sebagai Komandan Grup Operasi,” ungkap Jackson.

Tentu semua ini bukan keberhasilan pribadinya. Banyak orang terlibat dalam prestasi Kolonel Jackson.

Karena itu ia menyampaikan terim kasih kepada tim pendukung, personel pemeliharaan dan mentor, baik dulu maupun sekarang yang telah mendidiknya.

“Pesawat yang kami terbang tiada duanya, saya sangat bangga dengan apa yang dicapai, saya tidak akan pernah bisa sampai ke titik ini tanpa dukungan. Ini tentang tim, ini bukan tentang saya,” urainya bijak.

Jackson akan pensiun pada Maret 2019 setelah 38 tahun mengabdi di negaranya. Namun ia masih memiliki beberapa sorti lagi untuk terbang.

“Lima jam berikutnya yang saya dapatkan di jet ini akan sangat reflektif, hanya menikmati setiap menit terakhir dan mengetahui bahwa itu tidak akan terjadi lagi,” jelas Jackson.

Dengan melihat perjalanan karier Kolonel Bradley Jackson di F-16, sangatlah sesuai dengan nilai dasar AU AS yaitu “service before self.”

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply