DroneShield, sebuah perusahaan pembuat senjata antidrone yang berbasis di Australia, mengumumkan pada 14 Juni bahwa Kementerian Pertahanan sebuah negara di Timur Tengah telah memesan 70 unit DroneGun.
Dalam nilai pesanan 3,2 juta dolar AS itu, negara dimaksud memesan DroneGun tactical jammer.
DroneShield tidak menyebutkan secara spesifik negara pemasanan DroneGune.
Pihaknya hanya memberikan clue bahwa negara Timur Tengah pemesan ini merupakan sekutu Barat dan menjadi salah satu negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia.
Meski sudah bersekutu dengan Barat, pemesan ini seperti dikutip janes.com, tetap harus mendapatkan persetujuan dari Amerika Serikat.
Selain tidak mengungkap negara pemesan, DroneShiled juga keberatan menjelaskan jenis senjata antidrone yang dipesan kliennya.
DroneShiled sejauh ini memperkenalkan dua varian. Yaitu DroneGun Tactical dan DroneGun MKII.
Kedua senjata ini menggunakan frekuensi pengacak yang dikendalikan remote control dan transmisi video melalui UAV mini.
Teks: beny adrian