Jalan Mulus dan Lebar Sambut Kunjungan Panglima TNI di PLBN Entikong dan Aruk

0

Pantas saja Presiden Joko Widodo dengan bangga dan percaya diri menyebutkan betapa cantik dan eloknya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong dan di Aruk. Kedua PLBN ini terdapat di Provinsi Kalimantan Barat.

PLBN Entikong yang berada di Kabupaten Sanggau, diresmikan Jokowi pada 21 Desember 2016. Sementara PLBN Aruk Terpadu di Kabupaten Sambas, diresmikan Presiden pada 17 Maret 2017.

Kedua PLBN berdiri megah dan membangkitkan nasionalisme, karena berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia.

Bahkan saat menghadiri HUT PDIP ke 44 di JCC Senayan, Jakarta (10/1/2017) Jokowi berkata begini.

“Pembangunan (pos) perbatasan di Entikong Kalimantan Barat, dua tahun lalu bulan Desember saya ke sini, yang namanya gedung Imigrasi, gedung Karantina, dan gedung Bea Cukai betul kayak kandang,” ungkap Jokowi seperti dikutip kumparan.com.

Pos Satgas Pamtas RI-Malaysia di Entikong. Foto: beny adrian/mylesat.com

Selain di Entikong dan Aruk, di Kalbar terdapat satu PLBN lagi yaitu PLBN Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu.

Pembangunan PLBN ini tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Tujuh Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.

Ketujuh PLBN itu adalah PLBN Aruk, PLBN Entikong, PLBN Nanga Badau, PLBN Motaain di Kabupaten Belu NTT, PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka NTT, PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, dan PLBN Skouw di Kota Jayapura.

Pembangunan dua PLBN besar yaitu Entikong dan Motaain dimulai pada 2015, sementara lima PLBN lainnya baru dimulai awal 2016.

Kemegahan PLBN Entikong dan Aruk itu dibuktikan sendiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto usai mengunjungi prajurit TNI yang bertugas di Pos Satgas Pengamanan Perbatasan Darat Indonesia dan Malaysia di Entikong (27/4/2018).

Panglima TNI memberikan pengarahan kepada prajurit TNI-Pori di Entikong. Foto: beny adrian/mylesat.com

Dalam kunjungannya di wilayah Kalbar, Panglima TNI didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu Heru Pambudi, dan sejumlah pejabat tinggi TNI dan Polri.

Saat helikopter EC-725 Caracal yang membawa Panglima TNI dan rombongan mendarat di Entikong, turut menyambut Panglima Divisi Infanteri 1 Malaysia Mayjen Datuk Stephen Mundaw.

Di Pos Satgas Pamtas RI-Malaysia, Marsekal Hadi mendapat laporan kondisi di perbatasan dari Komandan Korem 121/ Alambhana Wanawai Brigjen TNI Bambang Ismawan.

Kepada Panglima TNI, Danrem 121 memaparkan program unggulan yang digagasnya dalam membina masyarakat di perbatasan dan diberi nama Petasan (Pengabdian Tanpa Batas Tentara di Perbatasan).

Berbagai kegiatan dilaksanakan Korem 121 meliputi pembangun infrastruktur sosial, pelayanan kesehatan, tentara mengajar, dan membuka lahan pertanian.

Foto bersama di Tugu Garuda di PLBN Aruk. Foto: beny adrian/mylesat.com

“Kita melayani masyarakat untuk berikan kesehatan, pengobatan, dan ini akan terus kita tingkatkan. Para prajurit TNI-Polri harus tahu bahwa rakyat telah memberikan kepercayaan pada kalian,” jelas Hadi kepada prajurit.

Panglima TNI juga mengapresiasi Danrem yang berhasil membungkus program unggulannya dalam konsep Petasan. Panglima TNI meminta Danrem untuk menyinergikan kegiatan TNI dan Polri dan melaksanakannya secara bersama-sama seperti memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

“Kalian harus bangga karena di tempat yang paling sulit di ujung perbatasan. Saya minta bahu membahu, kalian adalah saudara yang ditugaskan oleh negara untu menjaga pertiwi,” ucap Marsekal Hadi.

Panglima TNI juga mengingatkan kepada prajurit TNI yang bertugas di Pamtas, untuk mengetahui betul batas negara dan bertindak sesuai SOP.

“Tidak boleh melalui lintas batas, karena SOP tidak mengatakan hal itu. Lakukan koordinasi secara baik dengan Malaysia, karena ini adalah tugas negara,” tutur Hadi lagi.

Usai meninjau Pos Satgas Pamtas RI-Malaysia, Panglima TNI bertemu dengan warga Entikong. Dalam sambutannya, Marsekal Hadi mengapresiasi tetap tingginya rasa keindonesian di hati setiap warga.

PLBN Entikong berada di wilayah perbukitan yang masih perawan. Akses jalan sangat mendukung dengan kualitas baik, meski di beberapa tempat masih terlihat pekerjaan pelebaran jalan. Pemerintah sepertinya terus memacu penyiapan infrastruktur di perbatasan sebagai pintu gerbang negara.

Dari Entikong, empat helikopter yang membawa rombongan Panglima TNI kembali terbang ke Sambas.

Jalan dua jalur menjelang PLBN Aruk akan segera berfungsi dalam waktu dekat. Foto: beny adrian/mylesat.com

Karena terbatasnya landing zone dan untuk alasan keselamatan, keempat heli mendarat di tengah jalan yang lurus dan rata. Kemudian rombongan bergerak ke masjid terdekat untuk melaksanakan shalat Jumat.

Pemandangan paling menonjol dalam perjalanan menuju PLBN Aruk adalah, kondisi jalan yang bagus dan rata. Pembangunan jalan memang menjadi penekanan Presiden Jokowi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Sambas.

Pemerintah menyebut akses pembuka keterisolasian ini dengan JIPP atau Jalan Inspeksi Patroli Perbatasan. Saat ini sedang dipercepat penyelesaian JIPP menjadi dua jalur masing-masing satu arah.

Tiga helikopter diparkir di tengah jalan. Di depan Mi-17 (tidak terlihat) adalah EC725 Caracal. Foto: beny adrian/mylesat.com

Menurut salah seorang anggota TNI yang ditemui mylesat.com di lokasi, konon katanya jalan dua jalur ini dibangun setelah Presiden Jokowi melihat ke arah Malaysia, jalannya sudah dua jalur. Sehingga saat itu diputuskan untuk membangun jalan dua jalur yang dari arah Indonesia.

Ditambahkan Kasrem 121 Kolonel Czi Arnold A.P Ritiauw, TNI pun membantu pemerintah dengan membangun Jalan Paralel Perbatasan (JPP).

“Kalau JIPP itu di jalan utama perbatasan, maka JPP itu di pedalaman, akses yang menghubungkan desa-desa dengan wilayah perbatasan, kami sudah bangun berupa pengerasan tanah, tinggal di aspal,” ujar Arnold.

Selain meninjau PLBN Aruk hingga ke gerbang perlintasan kedua negara, Panglima TNI dan Kapolri juga menemui warga yang tengah mengikuti bakti sosial kesehatan dan pendidikan di PLBN Aruk.

Warga terlihat berkerumun untuk bisa melihat dari dekat Panglima TNI dan Kapolri. Bahkan tidak sedikit dari warga yang berhasil menerobos batas pengamanan agar bisa bersalaman dan foto bersama dengan Panglima TNI.

Panglima TNI dan Kapolri menyerahkan kursi roda kepada salah seorang warga yang mengikuti bakti sosial. Foto: beny adrian/mylesat.com

“Nanti mau jadi anggota TNI atau Polri,” tanya Panglima TNI kepada seorang anak yang tengah disunat.

Inilah wujud dari Program Nawacita Presiden Jokowi, yang pada butir ketiganya menyebutkan membangun Indonesia dari pinggiran.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply